Selasa, 01 November 2016

Saksi Bisu Kelamnya Sejarah Perbudakan di Amerika

"Saksi Bisu Kelamnya Sejarah Perbudakan di Amerika Histori Amerika menaruh segi kelam yang diabadikan lewat satu museum. Bangunan yang dinamakan Whitney Plantation ini didirikan untuk kembali kenang cerita perbudakan.

Whitney Plantation terdapat di dekat Wallace, Louisiana, di jalan bersejarah St John the Baptist Parish, yang bisa ditempuh kurang dari satu jam dari New Orleans. Museum ini di bangun sebelumnya perang sipil diatas tempat yang dulunya yaitu ladang tebu.

Awal mulanya, Whitney Plantation cuma di kenal sebagai rumah imigran Jerman, Ambroise Haydel. Ia datang ke Louisiana serta beli tanah di th. 1750. Lalu anaknya, Jean Jacques jadikan tempat itu sebagai perkebunan gula dimuka th. 1800-an.

Lantas, Jean Jacques melakukan renovasi tempat tinggal jadi bergaya Perancis. Serta seperti perkebunan biasanya, mereka juga mempekerjakan beberapa besar orang Afrika sebagai budaknya.

Terdaftar ada sejumlah 350 budak yang dikekang hidupnya, menggunakan hari-hari mereka untuk berusaha keras serta disiksa ditempat ini.

Tetapi, sesudah perang saudara, property itu di jual pada Bradish Jonshon. Lalu untuk menghormati cucunya, tempat tinggal serta tempat itu beralih nama jadi Whitney.

Lalu, pada th. 1999, perkebunan dibeli oleh pengacara dari New Orleans bernama John Cummings. Sepanjang 15 th., Cummings menginvestasikan 8 juta dolar duit pribadi serta waktunya untuk meningkatkan tempat tinggal jadi museum perbudakaan pertama di Amerika. Hal semacam ini dikerjakannya untuk buka narasi suram paling memalukan dalam histori Amerika.

Beberapa masa lalu dipamerkan di museum, berbentuk karya seni serta patung-patung. Di satu diantara segi ada 'Dinding Kehormatan' yang diukir dengan beberapa nama 350 budak yang menggunakan hidup mereka di kebun. Di ruang lain ada plakat yang didedikasikan untuk 107. 000 orang yang diperbudak di Louisiana.

Sedang di dalam lapangan ada patung perunggu berupa malaikat berwarna hitam yang membawa bayi ke surga. Di sekitaran patung terdaftar nama 2. 200 budak anak-anak yang terbuat dari lempengan granit. Mirisnya, mereka wafat sebelumnya berumur tiga th..

Sampai selama ini, tak pernah ada catatan menganai seberapa banyak masalah kematian yang sudah berlangsung di perkebunan itu. Hanya satu dokumen yang ada cuma mengungkap kematian 39 anak-anak yang berlangsung di perkebunan dari th. 1823-1863. Umumnya dari mereka cuma meraih umur 5-6 th. saja.

Property bersejarah ini saat ini jadi bangunan langka yang cuma ditunggui oleh petugas pengawas tempat tinggal. Terkecuali tempat tinggal paling utama, masihlah tersisa satu toko perkebunan, dua kandang merpati besar serta beberapa tempat yang sampai saat ini masihlah dilewatkan untuk menanam tebu.

(Sumber : Amusingplanet. com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar