Minggu, 10 November 2019

Transformasi Bisnis PT Leces Beralih ke Abaka

"Transformasi Usaha, PT Leces Beralih ke Abaka , Surabaya - PT Kertas Leces mulai bertansformasi usaha mengarah abaka 100 persen. Abaka ialah tipe pisang yang dapat jadi bahan baku kertas produksi Leces. Sejauh ini abaka masih dilihat seperti gulma atau tanaman hama. Di tangan PT Leces, gulma ini kelak bisa memiliki nilai ekonomi. Direktur Penting PT Kertas Leces Budi Kusmarwoto menerangkan perusahaannya akan mulai berubah bahan baku kertas dari kertas budaya dan industri ke kertas mulia mempunyai bahan baku abaka. Kami akan mengarah abaka 100 persen pada 2014 nantinya, kata Budi antara Deklarasi Asosiasi Abaka di Hotel Garden Palace, Surabaya, Rabu, 23 Oktober 2013. Abaka, menurut Budi, bisa buat jadi jadi kertas pelapis dalam pembuatan bulu mata palsu, saringan oli, saringan udara, bungkus teh celup, dan kertas uang. Istimewa untuk kertas uang, kekuatan lipat abaka sampai 4 ribu kali. Banding dengan kertas uang memiliki bahan pinus yang hanya 400 kali lipat. Leces pun tidak memungkiri industri kertasnya terus tidak untung dalam 8 tahun ini. Ditambah lagi visi fully paperless yang akan berjalan di sejumlah tahun akan tiba, Leces harus memulai transformasi. Kertas budaya yang biasa dipakai untuk HVS dibiarkan. Saat ini, Leces masuk tahap pengalihan dari kertas industri mengarah kertas mulia. Targetnya, pada 2014 nantinya Leces sudah bisa membuahkan 26 ribu ton serat abaka dan 65 ribu ton pada 2015. Pada Maret 2013 lalu, Leces sukses membuahkan kertas 4 ton serat Abaka di harga jual Rp 24 ribu per kg. Banyaknya serat abaka ini didapatkan dari Talaut, Sulawesi Utara. Untuk penuhi target produksi pada 2014 nantinya, Leces mengatur 45 ribu hektare tempat abaka yang sudah disurvei, salah satunya di semua Aceh, ditambahkan 11 ribu hektare di Nias Utara dan 5 ribu hektare di Simelue. Untuk setiap hektare tempat Abaka, Leces butuh berinvestasi Rp 15 juta. Walaupun masih terseok-seok dalam operasional produksinya, Leces optimistis abaka akan memberikan keuntungan lebih. Perusahaan pelat merah ini akan menggandeng Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal untuk suport modal. Melalui Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Leces mengikutkan masyarakat di daerah tertinggal terutamanya mereka yang tinggal di wilayah yang sering hujan. Sebab, Abaka bisa tumbuh di tempat yang 80 persen tanahnya diguyur hujan. Karena itu, Leces membuat Asosiasi Abaka Indonesia. Manajer PT Kertas Leces Syaifudin Zuhri menerangkan ada 26 kabupaten/kota yang kerjakan deklarasi asosiasi. Tapi banyaknya itu bisa semakin bertambah, tuturnya. Melalui asosiasi itu, Leces membina dan memberi tips pada masyarakat di tempat tentang abaka. Satu hektare tempat abaka akan diurus oleh satu barisan yang biasanya terdiri dari sembilan orang. AGITA SUKMA LISTYANTI "" "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar